Jambu monyet atau jambu mede
(Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae
yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang
lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau
kacang mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk
dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama
sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan
(Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga
(suku Anacardiaceae). Dalam bahasa Inggris dinamakan cashew (tree).
Tanaman
ini dikembangkan terutama untuk dipungut buah sejatinya. Yang dikenal
umum sebagai "buah", yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning
atau merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang
mengembang setelah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian
"monyet"nya yang keras, coklat kehitaman berisi biji yang dapat diolah
menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat. Secara tradisional kacang
ini biasanya digoreng sebagai nyamikan teman minum teh atau kopi;
sedangkan secara modern kini umum dijumpai sebagai pengisi dan penghias
penganan semacam coklat dan kue-kuean.
Meskipun
dianggap sebagai kacang di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang
mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini
dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung
urushiol, yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Beberapa
orang alergi terhadap kacang mete, tetapi sesungguhnya kacang mete
jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang
lainnya.
Dari
kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil
sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis
minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell
liquid), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk
mengawetkan kayu atau jala.
Buah
semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak
disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering
pula tercampur rasa sepat[1]. Rasa manis dari buah jambu monyet ini
memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk
mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak
terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat
didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi. Buah
semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan
sebagai pakan ternak.
Daun-daun
muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang
tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam
pada kulit. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan
obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit; untuk
pembersih mulut; dan untuk obat pencahar (purgativa).
Kayunya
berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan;
meski dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu
rendah. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan
dari batang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik,
sekaligus mencegah serangan rayap; yang juga baik untuk merekat kusen
atau kayu lapis.